Lina sudah biasa belanja untuk
kebutuhan sehari-hari di minimarket modern. Alasannya karena lokasinya dekat
dengan rumah. Namun ia jengkel karena tiap selesai transaksi, selalu disodori
pertanyaan oleh kasir. “Sisa Rp 300 nya boleh untuk didonasikan?” Jumlah
bilangan receh mungkin bisa berbeda, namun nada dan kalimat yang diucap yang
tak jauh berbeda.
Pertanyaan seperti
diatas memang terasa menjengkelkan bagi Lina, Dalam seminggu terakhir ini,
perempuan yang baru saja lulus dari sebuah universitas negeri di Semarang itu
ditodong kembali pertanyaan seperti itu. Tak mau menjadi pembeli yang hanyang
hanya ‘memasrahkan hidup pada kasir’, Lina akhirnya memberanikan diri untuk
bertanya. “Uangnya didonasikan kemana ya?”
Kasir wanita yang ada
didepannya menjawab datar, “Yayasan, mbak!”
Lina berniat hendak
merelakan, namun ia kembali kritis bertanya, “Dari yayasan lalu untuk apa ya?”
Kasir menjawab singkat,
“Natal”
Lina pun secepat kilat
membatalkan sumbangan dan keluar dari minimarket tersebut dengan berwajah
dongkol.
Lina tidak sendiri, Anda
pun mungkin pernah mengalami hal serupa ketika berbelanja di berbagai
minimarket modern, meski jawabannya berbeda-beda.
Karena pihak yang
menerima donasi-donasi dari pembeli minimarket tersebut bersifat periodik. Tiap
periode berbeda.
Belakangan ini menyebar
di ruang-ruang obrolan seperti WA dan BBM tentang struk belanja di mana uang kita
akan terpotong otomatis tiap kali melakukan transaksi pembelian sebesar Rp 100.
Tentu saja ini pencurian meski
berjumlah Rp 100. Sebab, pembeli belum tentu rela dengan pemotongan tersebut.
Lari kemanakah uang tersebut? Tertulis dalam struk uang tersebut Donasiku untuk
Negeri. Berhembus kabar bahwa uang cepek itu untuk mempermulus pasangan calon
yang akan maju ke kontestasi pemilihan kepala daerah ibukota.
“Perusahaan mengajak
konsumen mendonasikan sebagian uang kembalian melalui kasir toko, dana terhimpun
disalurkan oleh yayasan kredibel untuk membantu lebih banyak masyarakat yang
membutuhkan,” kata Corporate Affairs Director SAT, Solihin melalui laman
Alfamartku.
Ditodong dengan
kembalian uang receh untuk apa memang pertanyaan sederhana namun bisa bikin
jengkel dan menghambat waktu. Lalu apa yang harus kita lakukan Jika Sering
Diminta ‘Sumbangkan Uang Kembalian Anda Oleh Kasir Minimarket?’
1.
Sumbangkan dengan catatan
Sebelum menyerahkan uang
receh kembalian, Anda punya hak untuk bertanya langsung kepada kasir, uang
tersebut nantinya akan disumbangkan kemana dan untuk apa. Cek baik-baik, jika
lembaga yang diajak kerja sama adalah yayasan yang kredibel seperti Dompet
Dhuafa, Anda boleh bernafas lega dan memasrahkan uang receh tersebut meski
hanya 100 – 200 Rupiah.
2. Tak
perlu disumbangkan
Ini juga merupakan
pilihan yang tepat, karena Anda punya hak. Apalagi jika yayasan dan peruntukan
uang tersebut tidak jelas. Seperti kasus Lina yang disebut diatas. Lalu koin
atau receh tersebut bisa Anda masukkan di celengan di rumah. Penulis sendiri
punya kencleng peduli umat sebagai tempat untuk menaruh kembalian belanjaan.
3.
Belanja di warung tetangga saja
Belakangan ini, Gerakan
belanja di warung tetangga atau warung terdekat memang sedang ramai. Selain
untuk pemberdayaan sekitar juga bisa sebagai ajang silaturrahim agar selalu
rukun antar tetangga. Dan di sini tidak akan kita temukan, pertanyaan yang membuat
kita hafal di luar kepala “isi pulsanya sekalian?”, “”mau pakai kantong
kresek?”, “ada kartu membernya?” dan “Sisa kembalian berkenan untuk
didonasikan?”
No comments:
Post a Comment